Jumat, 06 September 2019

PERALATAN PEMBERSIH


Peralatan pembersih adalah alat yang dipergunakan untuk membawa atau menghilangkan kotoran berupa debu, lemak, sisa makanan dan bercak makanan.
1.  Jenis alat pembersihan pada dasarnya di bagi menjadi 2 :
a. Alat pembersih Manual
Alat pembersih yang digunakan dengan tenaga manusia
b. Alat pembersih Makinal
Alat pembersih yang digunakan dengan mesin dan menggunakan listrik
2.  Menurut bentuk dan fungsinya alat pembersihan dikelompokkan atas :
1.)      Sapu dan sikat (broom & brush)
Jenis-jenis sapu yang dipakai di industry pariwisata tidak jauh berbeda dengan yang di pakai dirumah tetapi jenis sikat yang dipakai cukup banyak baik ukuran, bentuk, bahan maupun fungsinya. Bulu-bulu (bristle) untuk sikat tersebut dari bermacam bahan lain :
a.  Bulu binatang
b.  Ijuk rumput
c.   Baja
d.  Nylon
e.  Plastic dan sebagainya
Contoh-contoh sikat :
a.  Sikat lantai (floor brush)
b.  Sikat tangan (hand brush)
c.   Sikat baja (steel brush)
d.  Sikat jamban (toilet bowl brush)
e.  Sikat sepatu (shoe brush)
f.   Kuas (paint brush)
2.)   Penampung (container)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua alat pembersih yang didalamnya dapat diisi sesuatu, baik alat pembersih yang lain, bahan pembersih maupun kotoran atau sampah.
Contoh :
a.  Keranjang sampah (waste basket)
b.  Ember (bucket)
c.   Sodo sampah (dust pan)
d.  Botol semprotan (bottle sprayer)
e.  Kerata pramugraha/houseman (trolley)
f.   Kantong sampah atau debu (dust bag)
                                   g.  Kantong 
3.)  Lena (linen)
Jumlah alat kerja yang tergolong ke dalam kelompok lena (linen) cukup banyak, baik bentuk dan jenisnya. Untuk menekan biaya sering dibuat dari lena hotel yang telah rusak (O.O.Linen).
Linen Cleaning equipment yang biasa dipakai dalam kegiatan sehari-hari meliputi :
a.  Lap lembut (soft cloth)
b.  Lap katun (cotton cloth/cleaning rag)
c.   Lap pel (floor  cloth)
d.  Lap sepatu (shoe  cloth)
e.  Lobby / floor duster
f.   Mop
Beberap jenis lap harus digunakan khusus misalnya :
a.  Lap WC (sanitizing cloth)
b.  Lap gelas (glass cloth)
                                 c.   Chamois, untuk membersihkan kaca
4.)   Pelindung  (protective)
Peralatan pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari bakteri atau bahaya lainnya.
Contoh :
a.  Sarung tangan (hand glove)
b.  Masker
c.   Pelindung kepala (helm)
d.  Tali / sabuk pengaman)
                                 e.  Jarring / net
5.)  Pelengkap / pembantu (supporting)
Peralatan pelengkap / pembantu adalah alat pembantu atau pelengkap yang digunakan untuk menunjang berhasilnya suatu teknik pembersihan.
Contoh :
a.  Tangga
b.  Rak jemuran
                     6.)  Mekanik (mechanical)
Alat pembersih ini menggunakan mesin. Untuk menghemat waktu dan tenaga serta meningkatkan mutu alat kebersihan alat mekanik sangat tepat dipergunakan. Tetapi bias any alat-alat ini lebih mahal daripada alat manual.
Contoh :
a.  Shampooing machine (mesin khusus)
b.  Vaccum cleaner
                                      a)    Dry vaccum cleaner 
                                      b)   Wet vaccum cleaner
c. Floor machine
Floor machine biasanya disebut juga “multi purpose cleaner” karena dapat digunakan untuk bermacam-macam teknik pembersihan :
a)    Untuk menyikat lantai (brussing floor)
b)   Untuk menyemir (polishing floor)
c)    Untuk mengkilapkan lantai (buffing floor)
d)   Untuk membersihkan permadani atau karpat dengan shampoo (shampooing karpet)
Disamping kelompok alat-alat tersebut masih ada beberapa alat pembersih yang belum dimasukkan dalam salah satu kelompok antara lain :
a.  Glass wiper
b.  Floor squeezer
c.   Sponge
d.  Steel Wool



PENGERTIAN DAN JENIS BAHAN SANITER


Bahan Saniter adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk membunuh, menginaktifkan mikroorganisme yang merugikan. Meskipun proses pembersihan telah dilakukan, belum ada jaminan bahwa cemaran mikrobiologis terutama bakteri patogen telah dihilangkan. Sehingga proses pembersihan harus diikuti dengan desinfeksi menggunakan bahan sanitaiser. Tujuan utama desinfeksi adalah untuk mereduksi jumlah mikroorganisme patogen dan perusak dalam pengolahan makanan, serta pada mesin dan peralatan.
Bahan saniter dibagi menjadi 2 jenis, yaitu saniter non kimiawi dan saniter kimia. Berikut penjelasan mengenai jenis bahan saniter:
a. Saniter non kimiawi
              1) Uap
Penggunaan uap air panas untuk tujuan sanitasi dapat dilakukan dengan menggunakan uap air mengalir bersuhu 76,7 C selama 15 menit atau 93,3 C selama 5 menit. Penggunaan uap pada permukaan benda yang tercemar berat dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan keras dari sisa bahan organik yang akan mengurangi penetrasi panas yang dapat mematikan mikroorganisme.
2) Air Panas
Dilakukan dengan merendam benda-benda dalam air panas bersuhu 800C atau lebih. Semakin tinggi suhu air panas, waktu kontak yang diperlukan semakin pendek. Kelebihan menggunakan metode ini adalah dapat diterapkan pada semua jenis permukaan yang bersentuhan dengan makanan, air mudah didapat dan tidak beracun. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini tidak dapat mematikan spora bakteri yang tahan terhadap panas. Metode ini banyak digunakan untuk sanitasi heat exchanger plate pada pabrik pengolahan susu.
3) Sanitasi Radiasi
Radiasi sinar pada panjang gelombang 2500 A dari sinar ultraviolet, sinar gamma dapat digunakan untuk mematikan mikroorganisme. Kelemahan metode ini kurang efektif karena kisaran mematikan MO yg efektif sangat pendek. Radiasi sinar hanya dapat mematikan MO yang terkena langsung dengan waktu kontak selama 2 menit.
b. Saniter kimia
1)     Desinfektan berbahan dasar klorin
Bahan ini banyak digunakan karena harganya yang murah, dapat mematikan bakteri gram positif dan gram negative serta spora bakteri, mudah digunakan dan bahan ini dapat tetap aktif dalam penggunaannya dengan air sadah. Kelemahan desifektan berbahan dasar klorin :
a)     Dapat menyebabkan korosi pada pH rendah, meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk aktivitas optimumnya
b)     Konsentrasi yg diperlukan 50 – 100 ppm, dengan waktu kontak 1 menit dan suhu minimum 24 0C.
c)     Klorin cair ( Cl2) atau natrium hipoklorit (NaOCl) dalam air akan terhidrolisis membentuk asam hipoklorit (HOCl) yg merupakan senyawa klorin paling aktif
2)     Desinfektan berbahan dasar Iodin (Yodofor)
Bahan senyawa iodin utama yang sering digunakan antara lain larutan yodofor, alcohol-yodium, dan yodium cair. Senyawa iodin banyak digunakan untuk pencelupan tangan pada pekerjaan penangan pangan dan desinfeksi peralatan. Yodofor sendiri bersifat stabil, memiliki umur simpan yang panjang, serta aktif untuk hampir semua bakteri tetapi tidak efektif untuk mematikan spora. Kelebihan yodofor diantaranya tidak dipengaruhi kesadahan air, non korosif, dan tidak mengiritasi kulit. Sedangkan kelemahan yodofor diketahui pada aktivitasnya yang lambat pada pH 7 atau lebih tinggi, adanya pewarnaan coklat pada permukaan kontak dan biaya relatif mahal. Mengaplikasikan yodofor pada konsentrasi 12 – 2 ppm dengan waktu kontak selama 1 menit atau lebih pada suhu 24-490C.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penggunaan desinfektan dalam industry pangan :
1)     Waktu kontak minimum 2 menit dan ada selang waktu 1 menit antara desinfeksi dengan penggunaan.
2)     Suhu yang disarankan untuk proses desinfeksi berkisar antara 21,1-37,80C.
3)     Senyawa klorin akan kehilangan aktivitas bila pH lingkungan lebih dari 10, senyawa iodin tidak efektif digunakan pada pH 5.